Sabet Penghargaan Presiden, Peternak Itik Menjadi Home Industri




Jumat, 15 Maret 2013 11:46:35 WIB




itik

SURABAYA (Pos Kota)- Kelompok peternak itik Sumber Rejeki, di Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi, Lamongan, Jawa Timur, sukses menyabet penghargaan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Mereka menerima dua penghargaan tingkat nasional sekaligus, di Jakarta pada ahir Desember 2012 lalu.


Kelompok peternak mendapatkan penghargaan sebagai pemenang pertama kelompok peternak itik dalam lomba kelompok peternak dan petugas berprestasi dari Menteri Pertanian dan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara dan Ketahanan Pangan tahun 2012 kategori pelaku pembangunan ketahanan pangan dari Presiden RI. Kelompok ibu-ibu ini juga menerima hadiah uang operasional kelompok sebesar Rp 20 juta.


Kelompok peternakan ini berawal dari kegiatan ibu-ibu rumah tangga di Desa Tawangrejo pada awal tahun 2008. Usaha ini dipelopori oleh Hj Musarofah yang kemudian membentuk kelompok peternak itik bernama Sumber Rejeki. Dari jumlah anggota hanya belasan orang kemudian terkumpul sebanyak 40 anggota. Usaha ini berkembang hingga anggotanya mencapai 120 orang. Anggota kelompok juga melibatkan sebanyak 856 kepala keluarga di Desa Tawangrejo.


Menurut Camat Curi Yunan Ahmadi, kegiatan warga Desa Tawangrejo yang dipelopori Hj Musarofah bisa menjadi contoh masyarakat. Dia mencontohkan, dari ternak bebek, warga di kampung itu bisa cukup terbantu untuk ekonomi keluarga. Dari bebek menghasilkan telur yang dibuat pelbagai macam. “Ini luar biasa kerja masyarakatnya,” ujarnya

Peternak di Desa Tawangrejo memang tergolong sebagai pekerja keras. Warga di desa ini mulai mengembangkan itik awal tahun 2009 dengan jumlah sekitar 17.425 ekor. Namun, pada tahun 2012 jumlah ini berkembang menjadi 24.570 ekor ituk. Lalu tahun 2011 bertambah menjadi 33.294 ekor itik.


Dalam mengembangkan peternakan itik untuk untuk diambil telurnya, masyarakat kemudian dilibatkan. Caranya, masyarakat desa diminta untuk memelihara hingga berjumlah banyak. Misalnya, dari rata-rata 100 ekor itik yang dipelihara tiap kepala keluarga bisa penghasilkan sekitar Rp 1,3 juta per bulan. Bibit indukan harganya bisa mencapai Rp 60 ribu per kilogram.

Tahun 2012, produksi telur itiknya mencapai 138.861 kilogram, 16.791 kilogram daging, dan 17.700 ekor bibit itik. Di luar itu, mereka juga memproduksi 20.762 butir telur asin dan 3.500 kilogram telur bakar. Dua produk makanan tersebut kini mudah ditemui di sejumlah pertokoan dan pusat oleh-oleh khas Lamongan.


Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lamongan, Sukriyah,Jumat(15/3) mengatakan peternak itik di Desa Tawangrejo, sudah menjadi home industry yang sangat diandalkan. Produksi telur itik kampung ini memasok kebutuhan di Lamongan dan beberapa kabupaten sekitar, Bojonegoro, Tuban dan Gresik. “Ini sebuah usaha yang menarik,” kata dia.


(nurqomar/sir)