Kisah Preman Senen Jadi Menteri




Sabtu, 20 April 2013 00:53:29 WIB




Berpangkat Letkol pimpin Geng Cobra


iluspreman

KAWASAN Senen sejak dulu kesohor dengan praktik premanisme. Tumbuh suburnya aksi preman karena kawasan ini ramai dengan aktivitas perekonomian baik siang maupun malam. Lahan ‘basah’ ini tentu menarik minta para preman untuk menangguk uang.


Di era 1950, kawasan Senen identik dengan nama Imam Syafei alias Bang Pe’i, lelaki asli Betawi kelahiran 1923. Sosok Bang Pe’i pada zamannya amat disegani baik oleh kalangan preman, tokoh masyarakat, dan aparat kemanan, termasuk tentara Belanda.


Dalam beberapa literatur disebutkan, Bang Pe’i dikenal sebagai jawara Senen yang mengendalikan keamanan di daerah tersebut. Sejak kecil ia sudah bergaul dengan kehidupan keras di Jakarta dan harus banting tulang mencari uang untuk ibu dan adik-adiknya karena ayahnya telah meninggal dunia.


Di usia belasan tahun, ia mampu mengkoordinir preman, copet dan begundal di daerah Senen. Bang Pe’i mengutip uang iuran kepada para pedagang kelontong, asongan, tukang becak dan lainnya. Uang itu dikumpulkan dan diberikan kepada preman-preman supaya tak membuat onar.


Nama Bang Pe’i terkenal sebagai tokoh preman yang ditakuti sebagai penguasa Senen. Konon ia pernah membunuh lawannya bernama Muhayar hingga Bang Pe’i makin ditakuti.


Di sisi lain, Bang Pe’i dikenal sangat anti Belanda, juga membenci serdadu Jepang. Dia ikut berjuang melawan Belanda hingga sampai daerah Karawang.


JADI MENTERI


Pada tahun 1946 Bang Pe’i yang buta huruf bergabung menjadi anggota tentara. Ia bahkan membentu laskar perjuangan dengan anggota mantan pencopet dan pencuri. Setelah perang kemerdekaan, terjadi reorganisasi di TNI dimana anggota yang buta huruf diberhentikan. Tapi tidak dengan Bang Pe’i yang sudah mencapai pangkat kapten, ia tetap tentara.


Anak buah Bang Pe’i di laskar perjuangan akhirnya ditampung di satu wadah organisasi. Bang Peri membentuk kelompok atau geng bernama Cobra. Geng inilah yang menguasai daerah Senen dan sangat ditakuti. Sosok Bang Pa’i yang mantan preman menjadi simbol keamanan wilayah Senen karena ia bisa mengendalikan para preman.


Bang Pe’i yang berhasil meraih pangkat Letkol, mencapai puncak kariernya ketika ia masuk dalam kabinet 100 menteri di era Bung Karno. Bang Pe’i ditunjuk menjadi Menteri Urusan Kemanan. Tapi pergolakan politik saat itu membuat hidup Bang Pe’i berakhir menyedihkan.


Ia ditahan karena dituduh terlibat komunis, bahkan di akhir hayatnya ayah 14 anak itu masih menjalani hukuman 9 tahun dan meninggal dunia di RSPAD. Nama Bang Pe’i cukup melegenda, tapi mungkin tak banyak tokoh preman yang kenal sejarah termasuk kisah Syafei. (silaen/ird)