Pasar Leuwiliang Semrawut, Pengendara Stres




Selasa, 27 Agustus 2013 06:34:14 WIB




Macet Luar Biasa


pasar1

BOGOR (Pos Kota) – Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintahan Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor dan PD Pasar Tohaga melarang pedagang Kaki-5 mengelar lapak hingga meluber ke Jl. Raya Leuwiliang. Namun, tak penah membuahkan hasil, bahan terkesan angkat tangan.


Alhasil, kesemrautan di sepanjang jalan ini membuat pengendara stres lantaran terjadi antrian panjang kendaraan. Terutama pada jam-jam sibuk antara pk.06:00-pk.09;00 dan pkl.17:00-pk.19:30. “Saya setres setiap mau kerja di sekitar Kampus IPB Dramaga. Jarak rumah dengan tempat kerja hanya 8 Km, tapi ditempuh 1,5 jam,” keluh Sunarya, warga Desa Leuwisadeng, Senin.


Keluhan serupa dilontarkan pengendara lainnya. “Ke mana saja aparat Muspika Leuwiliang dan PD Pasar. Kenapa kaki-5 dibiarkan berdagang di badan jalan dan angkot ngetem di sembarangan,” timpal pengendara lainnya.


Sejumlah pedagang mengaku lebih memilih menjadi Kaki-5 karena pembeli ramai. “Banyak pengendara yang hendak pulang kerja belanja. Merela mengaku lebih praktis sebab tak usah masuk ke pasar,” ujar Yani, pedagang sembako.


Seharusnya kesemrautan tak terjadi di sekitar Pasar Leuwiling, sebab tersedia kios dan los sebanyak 1.213 unit. Tapi, tidak seluruh terisi, padahal los itu milik pedagang Kaki-5. “Tercatat 56 los kosong. Kenapa? Sebab pemiliknya lebih memilih menjadi pedagang Kaki-5,” ujar Dirut PD Pasar Tohaga Cahya Vidiadi.


Menurutnya, hampir 60 persen Kaki-5 sudah memiliki los, tapi tak dipergunakan. Sedangkan berbagai upaya sudah dilakukan, termasuk memagar pasar dengan jalan. Selain itu, mengajak dialog pedagang agar mau menempati los di pasar. “Kami juga tak tahu lagi harus bagaimana lagi?” katanya


Camat Leuwiliang Yudi Santosa mengatakan, dialog dengan pengelola pasar da pedagang sudah dilakukan Februari dan April lalu, tapi hingga kini, Kaki-5 masih menjamur. Hasil dialog, di antaranyan dilakukan pemagaran dan Kaki-5 didorong ke los. Ia berharap, pengelola pasar lebih tegas merelokasi Kaki-5. “Sebab, jika sudah bersih, angkot bisa diarahkan ke pasar dan berujung di Terminal Leuwiliang,:” ujarnya. (iwan)


Teks : Kesemrautan di sekitar Pasar Leuwiliang bikin stres pengendara lantaran terjadi antrian panjang kendaraan. (iwan)