Sabtu, 11 Mei 2013 05:27:11 WIB

MEDAN (Pos Kota) – Briptu Robert Maris Lokot Silaen,35, anggota Brimob Polda Sumut, ditemukan tewas dengan kondisi luka bekas pukulan benda tumpul di bagian kepala, gigi rompal dan rahang bawah patah di Jalan Sei Serayu, Medan, Jumat (10/5).
Kejadian itu dilaporkan warga ke Mabrimobda Sumut di Jalan KH Wahid Hasyim Medan.Motifnya diduga perampokan. Pasalnya, sepeda motor dan handphone milik korban hilang.
“Sepeda motor Jupiter kuning, handphone dan dompet korban tidak kita temukan lagi. Almarhum tidak membawa senjata apa pun. Baik laras panjang dan pendek. Almarhum juga tidak membawa sangkur,” ujar Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso, kepada wartawan, di Polda Sumut.
Dari TKP, polisi menemukan tongkat kayu sepanjang stick sofbal, casing handphone dan batrei handphone yang di duga milik korban.
Menurut Heru, kronologis peristiwa bermula saat Mirisi Silaen tugas piket di mako Brimob mulai pukul 17.00-07.00 Wib. Sekitar pukul 02.30 Wib dinihari, korban meminta ijin keluar untuk membeli makanan ringan.
Namun sekitar pukul 03.20 Wib, Mako Brimob menerima telepon dari masyarakat yang berinisial HP yang mengatakan ada anggota Brimob tergeletak di pinggir jalan di Jalan Sei Serayu.”Karena ada laporan warga, dua petugas Mako Brimob langsung turun ke TKP,” ujar Heru.
Polresta dibantu Polda Sumut membentuk 5 tim sekaligus untuk segera mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa Briptu Marisi Silaen.
“Kita sudah bentuk 5 tim untuk mengungkap kasus ini agar segera cepat terungkap. Mohon doa rekan-rekan wartawan agar kasus ini cepat selesai,” ujar Kabid Humas Polda Sumut
Heru mengatakan, walau pun hasil visum belum keluar, namun dari fisik korban ditemukan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh pelaku.
“Ada banyak bekas luka di tubuh korban. Kalau dilihat korban sepertinya di pukul secara membabi buta,” ujar Heru.
Seluruh anggota keluarga menangis histeris ketika jenajah Briptu Marisi Silaen tiba di rumah duka, di Gang Sepakat, Jalan Gatot Subroto, Medan.
Ibunda Marisi, D Br Marpaung tak kuasa melihat peti jenazah anaknya digotong ke rumahnya. Sang ayah M Silaen juga terisak tangis saat peti anaknya diangkat dari ambulans RS Bhayangkara Medan.
Kedua orangtua dan istrinya mengikuti proses outopsi di RS sejak pagi. Meski demikian, mereka meluapkan kesedihannya atas anak sulungnya itu. (samosir)